Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Kamis, 26 Januari 2012

Sekilas Psikotes atau Tes Psikologi

images Sekilas Psikotes atau Tes PsikologiDefinisi Tes Psikologi atau lebih dikenal sebagai Psikotes adalah tes untuk mengukur aspek individu secara psikis. Tes dapat berbentuk tertulis, visual, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi kognitif dan emosional. Tes dapat diaplikasikan kepada anak-anak maupun dewasa. Tes ini dapat berbentuk tertulis, proyektif, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi atau kemampuan kognitif dan emosional seseorang.
Tujuan Tes Psikotes digunakan untuk mengukur berbagai kemungkinan atas bermacam kemampuan secara mental dan apa-apa yang mendukungnya, termasuk prestasi dan kemampuan, kepribadian, intelegensi, atau bahkan fungsi neurologis, dan juga tes psikotes digunakan untuk mengukur berbagai kemungkinan atas bermacam kemampuan orang secara mental dan faktor-faktor yang mendukungnya, termasuk prestasi dan kemampuan, kepribadian, dan intelegensi. Jadi sederhananya, psikotes adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui gambaran seseorang mulai dari kemampuan kognitifnya, kondisi emosinya, kecenderungan-kecenderungan sikap dan hal-hal yang mempengaruhi kecenderungan tersebut.
Jadi dalam psikotes, kemampuan yang diukur tidak melulu terkait dengan IQ seseorang. Selain tes IQ ada juga tes kepribadian, dan wawancara. Dari integrasi tes-tes tersebut, maka akan diperoleh gambaran mengenai orang yang di tes yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Aplikasi Tes Psikologi dapat dilakukan pada bermacam setting termasuk rekrutmen dalam perusahaan, mengetahui minat dan bakat anak / siswa, tujuan klinis, perkembangan anak, atau kustomisasi design dan modul dalam pelatihan / training.
Psikotes merupakan bagian dari rangkaian seleksi sebuah lowongan kerja, yang kerap memiliki arti penting. Psikotes, percaya atau tidak, merupakan perangkat untuk menangkap kecenderungan para pelamar, yang meliputi kemampuan intelektual atau kepribadian, biasanya sering disebut dengan soal psikotes. Dua hal ini tentunya akan disesuaikan dengan karakteristik pekerjaan yang tersedia.
Sebenarnya, proses psikotes itu sendiri cukup spesifik: dimulai dari perusahaan yang membuka lowongan kerja untuk beberapa posisi. Lalu perusahaan tersebut menetapkan sejumlah kualifikasi yang harus dipenuhi para pelamar kerja. Untuk alasan efisiensi, biasanya perusahaan tersebut meminta bantuan pada lembaga psikologi terapan untuk mengadakan psikotes yng dibutuhkan. Langkah selanjutnya, dengan gambaran kualifikasi yang ditetapkan perusahaan, lembaga tersebut berusaha menangkap kemampuan dan kecenderungan untuk memenuhi kualifikasi tersebut.

Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Soal Psikotest atau Tes Psikotes

Tes psikologi atau yang lebih dikenal dengan psikotes merupakan salah satu produk ilmu psikologi yang banyak digunakan saat ini. Namun produk ini tidak seluruhnya dipahami oleh masyarakat dengan tepat. Berikut beberapa pernyataan yang merupakan mitos psikotes:
1. Saya gagal saat psikotes
Tes psikologi adalah tes yang dilakukan untuk mengenal diri individu secara cepat dan tepat. Oleh karena itu tes psikologi bukanlah penyebab gagalnya seseorang untuk lolos seleksi. Adapun pernyataan kegagalan yang menjadi mitos psikotes adalah ketidak-sesuaian intelegensi dan/atau kepribadian individu dengan tugas yang akan dijalani di tempat baru.
Pemilihan kesesuaian antara tugas dengan kepribadian yang dilakukan oleh psikolog/ assesor-pun tidak harus individu dengan skor kepribadian yang ‘paling tinggi’ namun yang dipilih adalah individu dengan kepribadian paling sesuai antara beban tugas yang akan diterima dengan gambaran kepribadiannya.
2. Psikotes saya jelek
Psikotes adalah gambaran mental individu, oleh karena itu tidak ada hasil psikotes yang jelek. Ungkapan ‘Psikotes saya jelek’ hanya dapat diberikan pada pelaksanan psikotes yang tidak menjalankan prosedur psikotes dengan benar dan baik. Kalaupun hasil psikotes dianggap jelek, hal ini akan merujuk pada kondisi diri sendiri bahwa pernyataan tersebut menjadi ejekan kepada diri sendiri.
Karena semua manusia diciptakan sempurna dengan potensi dan kekurangannya masing-masing maka ungkapan ‘hasil psikotes saya jelek’ tidak pantas dikeluarkan karena menunjukkan bahwa kita tidak mensyukuri kelebihan serta tidak mau menerima kekurangan diri sendiri.
3. Psikotes digunakan untuk seleksi karyawan
Seleksi dilakukan untuk melihat apakah seseorang cocok untuk ditempatkan pada posisi tertentu atau tidak di perusahaan yang mengadakan seleksi. Namun psikotes bukanlah alat seleksi. Dalam seleksi digunakan banyak cara untuk memilih karyawan yang paling tepat untuk mengisi posisi yang ada, diantaranya: tes kemampuan teknik, psikotes, wawancara, tes administrasi, dll.
Psikotes dalam seleksi adalah salah satu cara psikolog/ assesor untuk mencari individu yang cocok untuk mengisi lowongan yang tersedia. Oleh karena itu, seseorang sebaiknya tidak terlalu mencemaskan psikotes karena jika seseorang pantas mengisi lowongan yang tersedia, maka ia lebih cocok dari yang lain walaupun yang lain lebih pintar, lebih berpengalaman, dll.
4. Psikotes bisa dipelajari
Segala sesuatu dapat dipelajari, namun psikotes selayaknya hanya dipelajari oleh psikolog/ ahli psikologi. Sebelum psikotes, seseorang tidak perlu belajar karena psikotes hanya berupaya menggambarkan kepribadian seseorang. Yang perlu dilakukan menjelang psikotes adalah istirahat dan makan yang cukup karena psikotes bisa dilakukan selama beberapa jam.
Source : http://jasapsikologi.com/?p=71

Model dan Ragam Soal Psikotes atau tes Psikologi

psikotes2 Model dan Ragam Soal Psikotes atau tes PsikologiModel dan Ragam Soal Psikotes atau tes Psikologi, Defini Psikotes merupakan suatu pemeriksaan psikologi, dengan alat-alat ukur tertentu (dalam bentuk soal-soal tes) yang diciptakan oleh para pakar psikologi, untuk membedakan perilaku seseorang dengan orang lain, salah satunya dengan soal psikotes.
Psikotes atau pemeriksaan psikologis tersebut merupakan“Potretan” karakter seseorang, antara lain terdiri atas keadaan emosional, hubungannya dengan orang lain, motivasi, bakat, dan sikapnya dalam menghadapi sesuatu hal. Hal-hal tersebut disebut dengan dimensi psikologis.

Model dan Ragam Soal Psikotes atau tes Psikologi

Misalnya, Anton melamar menjadi seorang wartawan di suatu media. Profesi ini menuntut seseorang untuk memiliki kemampuan penelitian, kecermatan, kreativitas, ketekunan, dan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pemeriksaan psikologisnya, Anton akan diuji apakah ia memiliki sifat-sifat tersebut. Bila ya, tentu ia akan diterima. Namun bila tidak, mungkin ia harus mencari pekerjaan di bidang lain.
Psikotes sering dianggap sebagai kendala oleh mereka yang sedang mencari pekerjaan. Pasalnya, banyak yang menganggap psikotes sebagai hambatan yang bisa menjatuhkan mereka saat mengikuti proses penerimaan calon karyawan. Pendapat itu tentu saja keliru.
Perlu anda ketahui dalam menghadapi soal-soal psikotes diperlukan ketenangan jiwa dan ketenangan berpikir. Tanpa kedua hal tersebut anda tidak akan bisa menghadapi soal soal psikotes apapun bentuk soal psikotes tersebut.
Sebagai Gambaran anda dalam menghadapi Ujian Psikotest, berikut adalah bentuk-bentuk Standard Soal Psikotes yang dipakai sebagai standard ujian psikotes di Pemerintahan, BUMN, Beasiswa Dalam dan Luar Negeri dan Seluruh Perusahaan di Indonesia.
  • Bentuk Test Psikotest BAUM Test
  • Bentuk Test Psikotest Enneagram Personality
  • Model Test Psikotest Pauli dan Kraepelin
  • Model Test Psikotest Motivational Appraisal For Personal
  • Model Test Psikotest Wartegg Test
  • Bentuk Test Motivasi Kepemimpinan
  • Model Test Draw a Person Test
  • Model Test Psikotest Kepribadian
  • Bentuk Soal Psikotest Kode dan Ingatan
  • Bentuk Soal Psikotest “Test Koran”
  • Bentuk Soal Psikotest “Test Skala Kematangan”
  • Bentuk Psikotest Logika Aritmetika
  • Bentuk Psikotest Deret Bilangan
  • Model Psikotest “Test Verbal”
  • Model Test Psikotest “Logika Penalaran”

Model dan Ragam Soal Psikotes atau tes Psikologi

Jadi diatas adalah merupakan model dan ragam soal psikotes atau yang sering disebut dengan tes psikologi. Yang diharapkan informasi mengenai ragam soal soal psikotes ini dapat membantu rekan rekan semua, supaya lebih siap menghadapi tes psikotes. Model dan Ragam Soal Psikotes atau tes Psikologi.

Latihan Psikotest Kemampuan Verbal Sinonim Padanan Kata

psikotes2 Latihan Psikotest Kemampuan Verbal Sinonim Padanan KataTes psikologi, atau  Soal Psikotes adalah pengukuran terhadap beberapa aspek perilaku manusia dengan prosedur yang sesuai akan muatan yang penuh ketelitian, metode administrasi dan interpretasi. Soal psikotest banyak digunakan dalam berbagai rekrutmen pegawai swasta, seleksi pegawai BUMN dan seleksi CPNS, atau pegawai Bank, maupun PMA. Psikotest ini sering menjadi momok bagi pelamar kerja. Namun, sebenarnya test ini tidak begitu menakutkan bila si pelamar kerja rajin berlatih mengerjakan soal psikotest. Soal psikotest ini terdiri dari beberapa jenis soal antara lain, Latihan psikotes kemampuan verbal soal psikotes sinonim.

Latihan Psikotest Kemampuan Verbal Sinonim Padanan Kata

Latihan psikotes kemampuan verbalsinonim (persamaan/padanan makna/kata) ditujukan untuk mengukur kemampuan analogis yang sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan dan ingkat kewaspadaan dan kecermatan terhadap suatu indikasi yang sama/mirip, sekaligus mengukur wawasannya. Salah satunya, bahwa seseorang akan lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien dalam mengambil keputusan/kebijakan; ketika dihadapkan pada permasalahan yang memiliki prinsip serta tipe yang sama dengan permasalahan yang pernah dihadapinya.

Latihan Psikotest Kemampuan Verbal Sinonim Padanan Kata

Petunjuk Soal :
Pilihlah satu jawaban yang merupakan sinonim atau persamaan/padanan kata/makna yang paling tepat terhadap soal/kata yang diberikan. Ada 8 buah contoh soal dan anda diberi watu 2 menit untuk menyelesaikannya.
1. Idiot =
a. Tolol           b. Pendapat
c. Ide              d. Usul
2. Reguler =
a. Senin sampai Jumat    b. Sabtu Minggu
c. Konspirasi                     d. Teratur
3. Logis =
a. Mantap        b. Akal
c. Logos            d. Masuk Akal
4. Kleptomania =
a. Penguntit     b Pencuri
c. Peminjam    d. Langganan
5. Sindikasi =
a. Kejahatan   b. Persekutuan
c. Dugaan        d. Persaingan
6. Kreasi =
a. Rencana     b. Pemikiran
c. Ciptaan       d. Program
7. Akreditasi =
a. Persamaan   b. Kelembagaan
c. Pengakuan   d. Persyaratan
8. Daya =
a. Kaya          b. Usaha
c. Mampu     d. Kekuatan
Latihan Psikotest Kemampuan Verbal Sinonim Padanan Kata. Tes Psikotes, sebagaimana umunnya  dilakukan semua perusahaan untuk menyeleksi karyawannya. Ujian ini biasanya mempunya bobot atau nilai yang  mempengaruhi lulus tidaknya calon karyawan tersebut. Semuanya bagus, hanya karena tes psikologi ini bisa jadi gugur. Oleh karena itu dibutuhkan latihan mendalami soal-soal test psikotest ini. Semoga informasi ini dapat menjadi informasi bagi anda. Latihan Psikotest Kemampuan Verbal Sinonim Padanan Kata

soal soal psikotes matematika dan jawabannya

Berikut adalah Soal – Soal latihan matematika , soal ini bagus untuk latihan psikotes yang akan menghadapai soal tes psikotes, atau psikotes cpns  , soal ini adalah soal psikotest matematika  yang sering dipakai selama beberapa tahun yang lalu dan sampai sekarang masih dipakai oleh perusanan besar seperti astra, pama, honda, adira, wika, waskita bank seperti bank mandiri, bca, bri,bni, maupun cpns dan bumn, seperti telkom, pln, pdam,pegadaian.
Matematika (dari bahasa Yunani: μαθηματικάmathēmatiká) adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola,[2][3] merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran melalui metode deduksi yang kaku dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian.[4] soal psikotes matematika dan jawabannya

soal soal psikotes matematika dan jawabannya

1. Jumlah umur ayah dan umur ibu 90 tahun.
Umur ayah : umur ibu = 8 : 7.
Berapa tahun umur ayah ?
2. Seorang pedagang buah membeli 1.000 buah sawo
dengan harga Rp. 150.000,00. Ia menjual sawo itu Rp.
180,00 per buah. Berapa % untungnya ?
3. Adi bersepeda dengan kecepatan 15 km/jam. Jarak
yang ia tempuh 37,5 km. Jika ia berangkat pukul 7.55,
pukul berapa tiba di tempat yang dituju ?
4. Amir menabung di koperasi sekolah dengan mendapat
bunga 15 % setahun. Apabila uang tabungan semula
Rp. 90.000,00, maka setelah 1 tahun menabung dan
mendapat bunga, uang tabungannya menjadi …
A. Rp. 77.500,00
B. Rp. 99.500,00
C. Rp. 102.500,00
D. Rp. 103.500,00
5. Seseorang menabung di sebuah bank sebanyak Rp.
350.000,00. Setelah 1 tahun menabung dan mendapat
bunga, jumlah uang tabungannya menjadi Rp.
406.000,00. Bunga yang diterima dalam 1 tahun adalah
… %
A. 8
B. 14
C. 16
D. 18

soal soal psikotes matematika dan jawabannya

6. Ayah membeli gamping (kapur) 1,5 ton, 7,5 kuintal
dan 150 kg. Jumlah gamping yang dibeli ayah = … kg
A. 9.150
B. 2.400
C. 2.300
D. 2.265
7. Sebuah segi tiga siku-siku, sisi siku-sikunya 15 cm dan
20 cm. Sisi miring segi tiga siku-siku adalah … cm
A. 5
B. 25
C. 35
D. 300
8. Berapakah jumlah 47 orang dan 11 orang ?
a. 48 orang
b. 57 orang
c. 58 orang
d. 68 orang
Jawaban :
1. 48
2. 20%
3. 10.25
4. 103.500
5. 16%
6. 2400
7. 25
8. 58

soal soal psikotes matematika dan jawabannya

Semoga dengan adanya contoh soal psikotes ini, anda diharapkan mempunyai gambaran yang terkait dengan soal soal logika yang berkaitan dengan matematika,

Silahkan  baca artikel rekomendasi dari saya DISINI

Soal Psikotes Koran Pauli Kraepelin

Tes Koran Pauli Kraepelin

Tes skala kematangan adalah sebuah tes psikologi yang mengukur tingkat kedewasaan (kematangan sikap) seseorang dalam bertindak terhadap situasi tertentu dalam ilmu tes koran pauli kraepelin. Tujuan dari tes wartegg ini adalah mengeksplorasi (meneliti karakter kepribadian seseorang) terutama dalam hal emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol dan reality function tes koran pauli kraepelin.
Tes Pauli Krapelin dikembangkan pertamakali oleh seorang psikiater bernama Emil Kraepelin. Kraepelin pada mulanya menciptakan alat tes yang digunakan sebagai alat bantu untuk mendiagnosa gangguan otak yaitu alzheimer dan dementia. Selanjutnya, pada tahun 1938 Prof. Dr. Richard Pauli bersama Dr. Wilhelm Arnold dan Prof. Dr. Vanmethod memperbaharui tes Kraeplin sehingga dapat distandarisasikan dan dapat pula dipakai untuk mendapatkan data tentang kepribadian. Saat ini tes tersebut dikenal dengan istilah Tes Pauli-Kraepelin. Untuk dapat mengerjakan soal psikotes pauli maupun soal psikotes lainnya dengan baik dan lulus psikotes, Ikutilah panduan dan tips psikotes yang kami berikan.
Adapun tujuan dari tes pauli-kraepelin ini adalah untuk mengukur karakter seseorang pada beberapa aspek tertentu, yaitu :
* Aspek keuletan (daya tahan)
* Aspek kemauan atau kehendak individu
* Aspek Emosi
* Aspek penyesuaian diri
* Aspek stabilitas diri
Dalam tes ini, sebenarnya anda hanya diminta untuk mengerjakan hitungan sederhana. Yaitu menjumlahkan deretan angka-angka. Namun yang menjadi masalah adalah jumlah deretan angka yang diberikan sangat banyak. Yaitu sebesar lembaran koran. Sehingga tes yang juga dikenal dengan istilah “Tes Koran” ini menuntut konsentrasi, ketelitian, stabilitas emosi dan daya tahan yang prima. Semakin banyak kesalahan yang anda buat, menunjukkan anda orang yang tidak teliti, tidak cermat, tidak hati-hati dan kurang memiliki daya tahan yang cukup terhadap stres atau tekanan pekerjaan.
Saran saya dalam tes kraepelin:
1.Konsentrasi pada lembar jawaban sendiri,jangan terpengaruh dengan peserta ujian yang lain,walaupun mereka telah mengerjakan dengan sangat cepat,karena belum tentu mereka lebih teliti.
2.Cermat dan teliti
3.Buatlah dan pertahankan Ritme pengerjaan (jika anda sudah mendapatkan ritmenya,maka akan terasa lebih mudah)

semoga bermanfaat..
 Contoh Tes Koran Pauli Kraepelin
Jumlahkan deret angka-angka berikut (diatas dan dibawahnya) dan tulislah jawabannya diantara kedua angka yang anda jumlahkan.
pauli kraepelin Soal Psikotes Koran Pauli Kraepelin
Keterangan : Pada contoh diatas, angka yang dicetak tebal adalah jawaban penjumlahan dari dua bilangan yang berdekatan (yang diatas dan dibawahnya). 1+9 = 0 ; 9+7= 6 dan seterusnya. Jika hasil penjumlahan lebih dari dua digit, maka ditulis digit terakhirnya saja. Misal 7+6= 13 (ditulis angka 3 saja), tetapi tetap dengarkan instruksi dari pengarah, apakah hanya digit terakhir saja yang ditulis atau 2 digit yang ditulis.

Hal hal yang perlu dipersiapkan sebelum wawancara kerja ( job interview )



Interview pekerjaan atau wawancara kerja adalah salah satu bagian terpenting dari sebuah poses perekrutan kerja. Pada tahapan ini, kepribadian Anda akan dinilai. Untuk itu ada baiknya jika Anda melakukan beberapa persiapan sebelum menghadiri sebuah tes wawancara.
 Hal hal yang perlu dipersiapkan sebelum wawancara kerja ( job interview )

Berikut adalah hal-hal yang perlu dipersiapkan menjelang tes wawancara


  • Mengingat tes wawancara adalah sebuah proses pengenalan pribadi serta kemampuan Anda, maka ada baiknya Anda mempersiapkan penampilan Anda. Jangan sampai penampilan Anda tidak mencerminkan hal yang negatif untuk perusahaan yang akan Anda masuki.

  • Kenali perusahaan yang akan Anda masuki dan pahami betul deskripsi pekerjaan dari posisi yang ditawarkan.  Pengetahuan seputar kedua hal tersebut akan menjadi nilai tambah dan menunjukkan keseriusan Anda dalam mengajukan lamaran kerja.

  • Melatih diri. Hal ini cukup penting untuk dilakukan karena berlatih pun akan meningkatkan kepercayaan diri Anda. Dan dengan berlatih, Anda dapat memprediksi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul dalam tes wawancara kerja nantinya. Berangkat dari prediksi tersebut, Anda pun dapat mempersiapkan jawaban-jawaban dengan lebih baik sebelum Anda melakukan tes wawancara kerja.

hal-hal yang perlu dipersiapkan menjelang tes wawancara ( job interview )

Kesiapan yang matang tentunya akan menunjukkan kompetensi Anda di mata perusahaan yang akan Anda masuki. Jadi, jangan lupa untuk selalu mempersiapkan diri dan pastikan Anda menampilkan diri Anda yang terbaik  dalam tes wawancara. Hal hal yang perlu dipersiapkan sebelum wawancara kerja ( job interview )

Silahkan  baca artikel rekomendasi dari saya DISINI

Tips Wawancara Kerja


Biasanya, sebelum wawancara kerja, calon karyawan akan dihubungi beberapa hari sebelumnya. Nah, saatnya Anda menyiapkan pakaian yang sekiranya cocok untuk wawancara kerja. Coba lakukan simulasi dengan orang terdekat Anda yang bisa memberikan masukan apa yang mesti diperbaiki. Hal hal yang perlu dipersiapkan sebelum wawancara kerja, Coba lakukan tanya jawab dengan pertanyaan-pertanyaan seputar diri Anda dan lainnya. Atau, untuk lebih baiknya lagi, rekam diri Anda saat sedang berlatih, lalu tonton lagi dan perbaiki sikap-sikap atau cara penyampaian yang kurang.

Persiapan Sebelum Wawancara Kerja

Pastikan pakaian yang Anda kenakan cukup sopan, nyaman, dan tidak berlebihan. Hindari pakaian berpotongan terlalu terbuka.
Perlengkapan
Ingat-ingat isi dari resume Anda. Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan diri dan apa yang cocok untuk perusahaan. Sebaiknya membawa salinan CV dan surat lamaran, jika ada, bawa juga portfolio hasil kerja Anda. Bawa pula alat tulis, jika diperlukan, Anda tidak merepotkan si pewawancara.
job interview Tips Wawancara KerjaLatar Belakang
Pastikan Anda mengetahui latar belakang perusahaan yang dituju sebaik mungkin. Lakukan riset kecil-kecilan agar perusahaan yang Anda tuju tak perlu menjelaskan kembali dengan panjang lebar. Ini pun bisa menjadi nilai tambah untuk Anda.
Tenangkan Diri
Malam sebelum wawancara kerja, pastikan Anda mendapat cukup istirahat. Pasang alarm supaya tidak kesiangan. Pastikan untuk bangun lebih awal, supaya cukup waktu untuk mempersiapkan diri sebelum berangkat. Paginya, jangan lupa untuk sarapan dan memastikan perut Anda tidak terlalu penuh untuk menghindari ingin ke toilet di menit-menit terakhir. Tenangkan diri dengan mengambil napas dari udara segar. Usahakan untuk datang sebelum waktu yang ditentukan. Dengan begini, Anda bisa menenangkan diri sambil duduk atau touch up di toilet. Pastikan make up Anda tidak berantakan, cukup sederhana, tidak berlebihan. Cek pula nafas dan aroma tubuh.

Tips Wawancara Kerja

Saat Wawancara
Di saat ini, yang bisa Anda lakukan hanyalah menjadi diri sendiri. Perhatikan bahasa tubuh Anda. Coba pikirkan wawancara kerja ini seperti kencan pertama. Komunikasi harus dua arah, setelah diberikan kesempatan untuk bertanya, bertanyalah seputar perusahaan dan jabatan yang dituju.
Jangan takut jika tiba-tiba suasana menjadi hening. Salah satu teknik yang suka digunakan pewawancara adalah adanya suasana yang mendadak hening. Terkadang ini dilakukan untuk melihat apakah Anda akan merasa kecil dan terpojok, lalu bicara ngalor ngidul. Cukup jawab setiap pertanyaan selengkap dan sepadat mungkin. Jika Anda merasa jawabannya sudah cukup, berhentilah, senyum, tunggu pertanyaan selanjutnya. Semoga berhasil! Tips wawancara kerja

Jenis-Jenis Psikotest dan Tips-Tipsnya

Jenis-jenis psikotest.
1. Tes IQ: biasanya contoh soal-soal ini dapat mudah didapatkan di toko buku. Tes kecerdasan ini melibatkan serangkaian soal matematika dalam istilah tesnya tes verbal dan non verbal. Angka dan bahasa merupakan bagian dari tes ini. Jika Anda senang dengan teka teki silang dan hitungan secara cepat maka Anda beruntung bisa lulus. Namun tes IQ memang dibuat standar agar bisa dilakukan setiap orang.

2. Tes Kepribadian. Di dalam tes ini Anda akan dihadapkan kepada serangkaian pertanyaan mengenai berbagai dilema dalam pekerjaan, seperti bagaimana menghadapi konflik, bagaimana bekerja sama dan bagaimana solusi jika menghadapi suatu dilema. Dari sini dapat dikaji, seberapa jauh kemampuan Anda bekerja dalam tim dan apakah Anda termasuk orang yang “hangat” dalam pergaulan dan tidak “kaku”.

3. Tes Kemampuan. Anda akan diuji serangkaian tugas di bawah tekanan tinggi, apakah Anda masih bisa melakukannya. Biasanya tes kemampuan ini mengkondisikan Anda dalam suasana penuh tekanan tetapi harus menyelesaikan soal dengan cepat. Bisa bentuknya angka atau permainana kata-kata. Bisa pula berupa grafik dan bentuk-bentuk tiga dimensi.

4. Tes Kreatifitas. Biasanya Anda akan diminta menulis atau menggambarkan sesuatu. Pada salah satu tes Anda diminta melanjutkan gambar dari enam kotak yang sudah ada. Lanjutkan dengan ilustrasi yang baik semaksimal mungkin. Satu lagi tes final biasanya Anda diminta menggambar. Saya sarankan gambarlah orang yang sedang aktif bertindak, misalnya sedang lari sehingga terlihat aktif. Kata psikolog, orang yang seperti itu termasuk dinamis dan kreatif. Itu pendapat psikolog.

Bagi anda yang dipanggil untuk menjalani psikotes, sebaiknya anda memperhatikan beberapa saran dan tips di bawah ini.
Sebelum Tes
1. Anda harus yakin terlebih dulu, bahwa posisi/pekerjaan yang akan dimasuki lewat psikotes itu benar-benar sesuai dengan kemampuan anda, dan sebaiknya juga sesuai dengan keinginan anda.
2. Persiapkan diri dengan istirahat yang cukup. Seringkali, seseorang sebenarnya mampu mengerjakan tes. Namun, ketegangan atau kondisi tubuh yang tidak prima, dapat membuat hasil tes menjadi jelek. Oleh karena itu, anda harus beristirahat satu atau dua hari sebelumnya agar kondisi fisik menjadi prima.
3. Pastikan anda sudah tahu tempat tes. Disarankan beberapa hari sebelum tes, anda sudah mengetahui tempatnya, bahkan sudah melihat tempatnya.
4. Baca kembali surat lamaran dan CV anda, karena ada beberapa tes yang menanyakan hal-hal yang terkait dengan surat lamaran dan CV anda. Jangan sampai jawabannya berbeda dengan CV anda.
5. Sebaiknya anda berlatih berbagai soal psikotes, sehingga anda menjadi benar-benar siap menghadapi psikotes dengan hasil maksimal.
6. Sebelum berangkat ke tempat tes, berdoalah terlebih dulu sesuai keyakinan anda.
7. Usahakan untuk tiba sepuluh menit lebih awal, dan jangan terlambat. Juga sebelum berangkat, jangan lupa untuk makan dan minum secukupnya agar kondisi fisik tetap prima.
8. Walaupun tidak diminta, jangan lupa untuk membawa peralatan tulis-menulis (pensil, penghapus, pena, dsb-nya) dan membawa jam (penunjuk waktu).
Pada Saat Tes
1. Umumnya, pada setiap lembar jawaban/soal psikotes, anda diminta mengisi isian nama, tanggal, dsb-nya. Begitu anda diperbolehkan untuk mulai mengisi, jangan lupa dan jangan menunda untuk mengisinya, serta isilah dengan lengkap dan rapi.
2. Dengarkan baik-baik setiap “ucapan/pengarahan” dari pengawas tes, dan ikuti semua arahan/petunjuknya. Demikian juga petunjuk yang ada di setiap soal tes, jangan lupa untuk membaca petunjuk tersebut terlebih dulu, barulah anda mengerjakan soal tes-nya. Jadi jangan langsung mengisi/menjawab soal yang ada, tanpa membaca/mengetahui cara/petunjuk pengisiannya.
3. Jangan enggan untuk bertanya ke pengawas tes. Bila ada sedikit saja yang anda tidak mengerti mengenai soal tersebut, maka langsung tanyakan ke pengawas tes yang ada. Dan jangan pernah bertanya ke peserta di kanan-kiri anda, tetapi bertanyalah ke pengawas tes yang ada.
4. Jangan melihat jawaban orang lain, karena akan membuat hasil anda bertentangan dengan kondisi pribadi yang sesungguhnya. Isilah apa adanya. Untuk jenis-jenis soal tertentu, jawablah yang mudah terlebih dulu. nambah lagi :
Salah satu cara lembaga atau perusahaan untuk menguji calon karyawannya adalah dengan mengajukan sejumlah tes psikologi dikenal dengan psikotest. Test ini sangat menentukan masa depan calon karyawan dan secara teoritis untuk mengetahui potensi calon pegawai. Pada umumnya model psikotest ini relatif tidak berubah karena memang dibuat secara standar tidak hanya nasional tetapi juga internasional.
Untuk memasuki lembaga media massa juga psikotest memiliki standar hampir sama dengan perusahaan lainnya. Tulisan ini masih akan berkembang, namun ada beberapa prinsip yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi psikotest ini.


Silahkan  baca artikel rekomendasi dari saya DISINI

Rahasia Psikotes Dalam Penerimaan Karyawan

Sebagaimana saya janjikan kepada Mbak Heny yang mengeluh “berkali-kali gagal dalam psikotes”, maka saya akan menyampaikan duduk perkara psikotes dalam perekrutan tenaga kerja.
Istilah psikotes (atau psychological testing) sering digambarkan sebagai aktivitas dalam proses seleksi yang menggunakan pendekatan psikologis. Padahal psikotes itu sendiri hanyalah salah satu bagian dari proses yang disebut asesmen psikologis atau pemeriksaan psikologis.
Terlepas dari persoalan pemahaman atas terminologi itu, saya akan berbicara dulu tentang fungsi psikotes itu secara umum. Secara singkat, psikotes digunakan untuk “memilih orang terbaik dari sekian banyak calon, sesuai kriteria jabatan maupun tugas yang harus dilakukan”.
Dengan demikian, kalau gagal dalam psikotes, bukan berarti kita adalah orang bodoh atau orang yang tidak pantas mendapat pekerjaan. Bukan. Hanya saja, dalam konteks pekerjaan yang kita lamar, kita memang bukan orang yang pas.
Sebagai contoh, kalau berdasar hasil psikotes diketahui kita adalah orang yang cenderung single fighter, tidak bisa bekerja sama dengan orang lain, perfectionist, apalagi kalau kita menyebutkan punya hobi membaca, maka kita bukan orang yang pas untuk direkrut sebagai staf marketing, staf public relations, atau petugas front office. Orang dengan karakter seperti kita barangkali akan sangat pas untuk perusahaan yang sedang mencari staf peneliti atau bagian riset, akuntan, atau staf keuangan.
Orang perfectionist memang hasil kerjanya sempurna, tetapi cenderung tertutup, tidak mau berimprovisasi atau berkreasi, bekerja setahap demi setahap sesuai “prosedur” dan dalam bekerja tidak suka campur tangan orang lain, atau sebaliknya, tidak suka mencampuri pekerjaan orang lain. Nah, kalau seorang perfectionist ditempatkan sebagai staf PR atau marketing, maka dia tidak akan bisa bekerja secara maksimal karena petugas PR atau marketing dituntut bekerja cepat, penuh kreasi dalam menanggapi berbagai keadaan, juga harus senang bergaul dan bekerja tim.
Sebaliknya, kalau kita adalah pekerja cepat (yang bersemboyan “nggak sempurna nggak apa-apalah yang penting segera selesai”), penuh kreasi, senang bergaul dan pekerja tim, penuh perhatian terhadap pekerjaan atau persoalan orang lain, maka kita tidak pas untuk menjadi pertugas riset, akuntan atau staf keuangan. Kalau jadi petugas riset, kita akan tergesa-gesa mengambil kesimpulan. Kalau menjadi staf keuangan, kita cenderung “mudah memberi kasbon” begitu teman kita mengeluh, “Bos, anakku sakit nih, perlu opname”. Atau malah karena sedemikian kreatif, kita bisa menyulap angka “5.000.000” menjadi “3.000.000”, hayo….
Intinya adalah bahwa “gagal” lulus psikotes bukan berarti gagal segala-galanya. Jika dinyatakan tidak lulus, berarti kita memang tidak memenuhi persyaratan yang seharusnya dimiliki untuk melakukan pekerjaan tertentu menurut ukuran perusahaan tersebut. Namun ukuran setiap perusahaan belum tentu sama. Ini berarti kita dapat mencoba melamar pada perusahaan lain bukan? Namun kalau berkali-kali gagal melamar untuk satu jenis pekerjaan, kemungkinan besar pekerjaan tersebut tidak cocok untuk kita. Karena itu sebaiknya di masa mendatang kita harus melamar jenis pekerjaan yang berbeda.
Pekerjaan yang cocok
Pertanyaannya adalah, pekerjaan apakah yang cocok untuk kita? Untuk keperluan ini, bisa jadi kita perlu “mem-psikotes-kan” diri sendiri. Kita bisa datang ke lembaga jasa psikologi. Kalau di Solo, biayanya berkisar di angka 100 ribu rupiah. Ini akan sangat membantu kita mengetahui karakter diri sendiri.
Para psikolog punya “pakem yang baku” untuk mengetahui apakah Anda termasuk atau tidak termasuk “orang yang terbuka”, “punya sifat kepemimpinan yang baik”, “kreatif”, “mampu bekerja sama” dan sebagainya. Pernahkah Anda ketika mengikuti psikotes diminta menggambar pohon atau menggambar rumah? Atau diminta menyelesaikan gambar berdasar titik dan garis tertentu yang sudah ada? Nah, itulah salah satu perangkatnya.
“Kunci jawaban” atas soal atau tugas seperti itu hanya dimiliki oleh para psikolog. Kalau saya kebetulan tahu, ya itu karena saya diberitahu oleh teman saya, seorang psikolog yang “tidak erat memegang etika profesi”. Kenapa? Ya sebab itu adalah rahasia etik profesi yang sebenarnya tidak boleh diketahui orang non-psikolog.
Kalau saat ini banyak kita temui buku-buku atau tulisan di internet mengenai cara menembus soal psikotes, maka biasanya hanya menyentuh masalah kecerdasan dan daya nalar. Kalau sampai menyangkut masalah kepemimpinan misalnya, atau kecenderungan psikologis lain, maka saya yakin penulisnya sama dengan psikolog yang memberi bocoran ke saya, yakni sama-sama psikolog yang tidak tahu etika, hahaha.
Kalau suatu saat di Wikimu muncul “kunci jawaban” atas problematik dalam psikotes seperti itu, pasti bukan dari saya. Soalnya saya masih memegang janji kepada “psikolog pengkhianat etika profesi” yang teman saya itu untuk tidak membeber secara terbuka masalah tersebut.
Alasannya sederhana. Kalau kita memang orang yang punya kecenderungan sebagai pribadi yang tertutup, perfectionist, tidak mau diganggu dan mengganggu, bukan pekerja tim, maka kita tidak akan bertahan lama pada pekerjaan itu. Kalau tidak stres ya dipindahtugaskan karena gagal bertugas dengan baik.
Singkat kata, kalau para psikolog memberi tahu “kunci jawaban” atas problematik dalam psikotes, maka mereka telah mencelakakan diri Anda. Oleh karena itulah mereka mempunyai kode etik profesi. Lha kalau saya yang tidak terikat oleh kode etik profesi psikolog bagaimana? Hehehe, main bujuk nih ye?
Ok, kita akhiri dulu. Semoga bermanfaat.


Silahkan  baca artikel rekomendasi dari saya DISINI